Sejarah dan Pengetahuan Kuil di Amerika Serikat

Mengetahui Tentang Nama Kedua Martir Kristen

Annals of Tacitus

Martir Kristen memiliki nama lain atau bisa disebut memiliki nama kedua yaitu Epicharius. Epicharius juga memiliki hari pestanya yang tepat pada tanggal 9 Januari, pada tanggal ini dikenal sebagai hari kesyahidannya di sebuah Gereja Katolik Roma. Lahir di Afrika dan menjadi seorang uskup, dia menjadi martir pada tahun 250 bersama Felix, Jucundus, Secundus, Vitalis dan juga tujuh sahabat yang lainnya. Epictetus seorang uskup direkam oleh St Cyprian. Dikatakan sebagai istri orang senator Romawi dia mati syahid di Byzantium atau disebut juga Asia Kecil pada tahun 300. Hari pertanya adalah 27 September di Gereja Ortodoks Timur dan Katolik Roma.

Sebagian besar sumber yang memberikannya gelar atau junjungan sebagai seorang wanita dari keluarga senator yang dicampakan dan kemudian dihantam dengan pedang di Roma dalam penganiayaan terhadap Diokletianus. Menurut Nero mengatakan bahwa: Seandainya tubuh wanita yang lemah lembut tidak pernah bisa menahan amarahnya dan mengambil alih kemudian memerintahkannya untuk menghancurkan dengan berbagai siksaan. Setelahnya tidak melanggar di bawah siksaan ini dengan korset yang mengikat payudaranya, dia membingkai lehernya dan mengikatnya ke kanopi kursi yang tergantung di atasnya dengan semua berat badan tubuhnya dan yang terakhir mencabut sisa-sisa kehidupannya yang ramping dalam sebuah kematian.

Mengetahui Tentang Nama Kedua Martir Kristen

Dari kata Annals of Tecitur tersebut juga menjadi dorongan bagi para wanita agama Kristen yang menyatakan bahwasannya wanita itu tidaklah lemah dan sangat kuat. Karena jika seorang wanita itu lemah maka akan melakukan tindakan bodoh yang dimana akan menyiksa dirinya sendiri yang berujung maut baginya sendiri. Seperti dimana mereka menyiksa tubuh mereka sendiri karena merasa tidak berdaya dengan siksaan duniawi yang diterimanya dan menganggap bahwa mereka ingin mengakhiri penderitaan dengan cepat. Mencari jalan pintas tanpa tau apa konsekuensi yang akan diterima jika melewati jalan tersebut. Wanita bukan orang yang lemah selama mereka bisa berpikir dengan tenang walaupun sebagian wanita lebih mengikuti hati yang akan mendorongnya pada keputusasaannya sendiri. Bagi wanita yang kuat mereka lebih memilih berfikir rasional dan dalam agama Kristen wanita yang menjadi martir hanya akan mengabdikan hidupnya untuk menjadi saksi kepada tuhannya, tuhan yang disembahnya Tuhan Yesus. Dengan ini wanita martir dalam agama Kristen harus bisa menjadi sosok yang kuat yang bisa mempertahankan kesaksiannya kepada banyak orang tentang Tuhan Yesus yang dipercayainya juga disembahnya. Kesaksiannya ini dilihat dari kondisi yang dia lihat sendiri dari publik orang-orang Kristus. Dan menjadikannya sebagai salah satu bukti tentang kesaksiannya mengenai Tuhan Yesus yang akan dia sampaikan kepada orang yang ditemuinya. Semua ini membuktikan bahwa wanita itu tidak lemah dengan menjadi martir.